I made this widget at MyFlashFetish.com.

Welcome in My Blog

Saya percaya, esok sudah g bisa mengubah apa yang berlaku hari ini, tetapi hari ini masih bisa mengubah apa yang akan terjadi besok. jadi lakukanlah perubahan hari ini juga!!!

Minggu, November 29, 2009

Selimut Cinta... *Sygq Bondeng*

Dalam gelap ku berjalan
Dalam kelam kumelangkah
Menyusuri setiap jengkal kehidupan
Mengikuti arus yang tak pernah bertepi

Hingga kau datang hari ini
Mengisi relung kalbu
Menemani dalam sunyi
Menghangati jiwa yang sepi

Cinta…

Aku ingin kau tau,
kau adalah belahan jiwaku
kau adalah pelepas dahaga kerinduanku
kau adalah penyemangat langkahku

Hangatilah ragaku dengan pelukanmu
Bakarlah semangatku dengan senyummu
Redupkanlah emosiku dengan kesetiaanmu
Dinginkanlah amarahku dengan sorot matamu

Aku butuh selimut cintamu
Yang dapat melindungiku dari keterpurukan
Yang dapat menghiburku dari kehampaan
Yang dapat menghangatkan setiap nafas yang ku hela

Tetapi… semua cuma hayal...

Dimanakah kau sekarang ..??
Aku tak pernah mengetahuinya..
Aku tak pernah menemukannya..
Aku tak pernah menyentuhnya..

Disini aku menunggu
Menembus batas waktu
Menerjang batas hayal

Selimut cinta,

Ketahuilah aku kan menunggu
Menunggu keinginan yang tak pernah usai
Menunggu hingga waktu ini berhenti
Menunggu hingga tanah ini inginkan aku kembali

Semua ini
Sebuah harapan....

Aku Semakin Cantik hari ini!!!

Tahukah engkau, aku makin cantik hari ini!
Sungguh, aku makin cantik!
Lebih cantik dari kemarin, dari kemarinnya lagi,
dan dari kemarin-kemarinnya lagi.
Coba lihat, dahiku tidak berkerut-kerut oleh pikiran dan kepedihan
seperti beberapa hari yang lalu.
Bibirku tidak mengerucut oleh kejengkelan dan kemarahan seperti kemarin.
Mukaku tidak lagi tertekuk penuh beban
dan be BeTe an seperti waktu-waktu yang lewat.
Tubuhku tidak lagi lesu karena keputusasaan dan kehilangan harapan.

Sungguh, aku makin cantik hari ini!
Coba perhatikan, mataku bersinar-sinar oleh kegembiraan.
Bibirku merekah lebar oleh senyum ketulusan.
Pipiku merona oleh semangat pengharapan.
Urat-urat wajahku santai memancarkan aura kepasrahan.
Dan semuanya menjadikan wajahku berseri-seri.
Sungguh, cantiknya aku hari ini!

Sudah sepekan aku banyak tertawa,
menari dan menyanyi, menikmati hidup ini
dan tidak membiarkan permasalahan mempengaruhi suasana hati.
Ah, cantiknya diriku karenanya.
Sudah sepekan aku berusaha banyak menyapa
dan memaafkan semua saudara.
Dan itu telah membuatku lebih cantik hari ini.
Sudah seminggu aku berusaha lebih banyak berderma pada sesama.
Kini aku merasakan cantik sebagai balasannya.
Sudah beberapa bulan aku berusaha lebih mensyukuri setiap karunia Ilahi.
Dan kini kurasakan Allah menambahi nikmat itu
dengan menjadikanku cantik sekali.
Bahagianya aku karenanya!
Dan bahagia itu, kurasakan kian membuatku cantik saja.
***

Ada kalanya kita membenci diri kita sendiri.
Ada kalanya kita tidak menyukai apa yang kita lakukan.
Ada kalanya kita melakukan kesalahan.
Ada kalanya kita terpuruk dalam kepedihan.
Ada kalanya kita tenggelam dalam kesedihan.
Ada kalanya kita tak mengerti mengapa hidup berjalan
tidak seperti yang kita bayangkan.
Ada kalanya perjalanan menjadi demikian berat kita rasakan.
Hingga sikap kita pun terbawa oleh perasaan.
Hingga kita mengambil langkah tanpa pertimbangan.
Tindakan yang dilakukan pun merupakan reaksi spontan.
Akibatnya yang tertinggal kemudian hanya penyesalan
dan keterpurukan yang semakin dalam.

Dan tahukah dikau?
Semua itu akan menyebabkan penampilan
dan tampang kita menjadi makin buruk saja.
Maka berbahagialah ketika
kita bisa melewati masa-masa seperti itu dengan elegan.
Saat kita bisa menahan diri terhadap sesuatu yang sangat kita inginkan.
Saat kita bisa menghadapi segala permasalahan dengan tenang.
Saat kita berhasil menaklukkan musibah
dan hambatan penyebab kesedihan.
Hidup tidaklah berjalan seperti yang kita inginkan,
karena itu melewati saat-saat yang tidak meneyenangkan
adalah sebuah hal yang membahagiakan.
Misalnya, sesungguhnya aku adalah seorang yang sangat emosional.
Adalah membahagiakan bagiku ketika dalam banyak hal
akhir-akhir ini aku dapat meredam emosiku.

Dan itu membuat aku merasa cantik sekali.
Aku adalah seorang yang sangat ekspresif,
sehingga perasaan apapun yang tersimpan di hati
akan nampak dengan jelas pada bahasa tubuh.
Maka sungguh membahagiakan ketika dalam banyak hal
kemudian aku dapat menyembunyikan perasaan
yang sesungguhnya dan dapat tetap tampil stabil.
Dan sungguh, aku merasa makin cantik karenanya.

Adalah hal yang menyenangkan ketika aku tidak panik,
padahal aslinya aku adalah seorang yang gampang panik.
Maka sungguh menyenangkan,
ketika aku dapat mengontrol semua emosi,
pikiran dan perasaan sehingga berhasil mengatasi diri sendiri.
Betapa membahagiakan tatkala kita berhasil mengalahkan diri sendiri.
Ketika aku dapat melakukannya,
maka ini adalah pencapaian terbesar dalam hidupku.
Hingga kemudian kegagalan-kegalan yang telah kita lalui bukanlah sesuatu yang sia-sia.
Selama kita tak kehilangan pelajaran dari kegagalan yang kita alami,
semua itu akan menjadi bukti sejarah atas pembelajaran hidup.

Rasulullah bersabda, sesungguhnya seorang muslim yang terbaik bukanlah yang tidak pernah berbuat kesalahan, namun mereka yang tiap kali melakukan kesalahan mengakuinya, menerimanya dan kemudian berusaha bangkit untuk memperbaikinya, lagi dan lagi.
Tak perlu ada sakit hati, tak perlu ada kecewa karena sesungguhnya segala sesuatu bagi orang muslim adalah baik saja, selama dia bersyukur tiap mendapat nikmat dan sabar saat tertimpa musibah.

Karena itu, dengan bangga kunyatakan, aku makin cantik hari ini.
Apakah engkau juga?
Hei, jangan lupa, ingatkan daku jika engkau melihatku lebih jelek esok hari!

Sabtu, November 28, 2009

MAKALAH HIV/AIDS

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah 1
B.Rumusan Masalah 2
C.Tujuan Penulisan 2
D.Manfaat Penulisan 2
E.Sistematika Penulisan 2
BAB II ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME
A.Perkembangan dan Perjalanan HIV/AIDS 4
B.Siapa yang Rentan Terkena HIV/AIDS 6
C.Pencegahan HIV/AIDS 7
D.Situasi HIV/AIDS di Indonesia 8
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan 10
B.Saran 10
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah
Virus AIDS ditemukan dalam cairan tubuh manusia, dan paling banyak ditemukan pada darah, cairan sperma dan cairan vagina. Pada cairan tubuh lain juga bisa ditemukan (seperti misalnya cairan ASI) tetapi jumlahnya sangat sedikit.
Sejumlah 75-85% penularan terjadi melalui hubungan seks (5-10% diantaranya melalui hubungan homoseksual), 5-10% akibat alat suntik yang tercemar (terutama pada pemakai narkotika suntik), 3-5% melalui transfusi darah yang tercemar.
Infeksi HIV sebagian besar (lebih dari 80%) diderita oleh kelompok usia produktif (14-49 tahun) terutama laki-laki, tetapi proporsi penderita wanita cenderung meningkat.
Infeksi pada bayi dan anak, 90% terjadi dari ibu yang mengidap HIV. Sekitar 25-35% bayi yang dilahirkan oleh Ibu pengidap HIV akan menjadi pengidap HIV, melalui infeksi yang terjadi selama dalam kandungan, selama proses persalinan dan melalui pemberian ASI. Dengan pengobatan antiretroviral pada ibu hamil trimester terakhir, risiko penularan dapat dikurangi menjadi hanya 8%.
Pada awalnya dimulai dengan penularan pada kelompok homoseksual (gay). Karena diantara kelompok homoseksual juga ada yang biseksual, maka infeksi melebar ke kelompok heteroseksual yang sering berganti-ganti pasangan.
Pada tahap kedua, infeksi mulai meluas pada kelompok pelacur dan pelanggannya.
Pada tahap ketiga, berkembang penularan pada istri dari pelanggan pelacur.
Pada tahap keempat, mulai meningkat penularan pada bayi dan anak dari ibu yang mengidap HIV.
B.Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang di atas maka penulis mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1.Bagaimanakah perkem HIV/AIDS di dunia?
2.Siapakah yang rawan terhadap virus AIDS?
3.Bagaimana pencegahan AIDS?
4.Bagaimana situasi HIV/ AIDS di Indonesia?

C.Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.Untuk mengetahui perkembangan HIV/ AIDS.
2.Untuk mengetahui siapa saja yang rentan terkena HIV/ AIDS.
3.Untuk mengetahui pencegahan HIV/ AIDS.

D.Manfaat Penulisan
Dengan mengetahui bagaimana perkembangan, dampak HIV/ AIDS, maka kita akan memahami betapa ganasnya virus HIV/ AIDS tersebut.

E.Sistematika Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Penulisan
D.Manfaat Penulisan
E.Sistematika Penulisan
BAB II ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME
A.Perkembangan dan Perjalanan HIV/AIDS
B.Siapa yang Rentan Terkena HIV/AIDS

C.Pencegahan HIV/AIDS
D.Situasi HIV/AIDS di Indonesia
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
DAFTAR PUSTAKA


BAB II
ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME

A.Perkembangan dan Perjalanan HIV/AIDS
Kasus pertama ditemykan di San Fransisco pada seorang gay tahun 1981. Menurut UNAIDS (Badan PBB untuk penanggulangan AIDS) s/d akhir 1995, jumlah orang yang terinfeksi HIV (Human Immuno Deficiency Virus) di dunia telah mencapai 28 juta dimana 2,4 juta diantaranya adalah kasus bayi dan anak. Setiap hari terjadi infeksi baru sebanyak 8500 orang, sekitar 1000 diantaranya bayi dan anak.
Sejumlah 5,8 juta orang telah meninggal akibat AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome), 1,3 juta diantaranya adalah bayi dan anak. AIDS telah menjadi penyebab kematian utama di Amerika Serikat, Afrika Sub-Sahara dan Thailand. Di Zambia, epidemi AIDS telah menurunkan usia harapan hidup dari 66 tahun menjadi 33 tahun, di Zimbabwe akan menurun dari 70 tahun menjadi 40 tahun dan di Uganda akan turun dari 59 tahun menjadi 31 tahun pada tahun 2010.
Pada saat seseorang terkena infeksi virus AIDS maka diperlukan waktu 5-10 tahun untuk sampai ke tahap yang disebut sebagai AIDS. Setelah virus masuk kedalam tubuh manusia, maka selama 2-4 bulan keberadaan virus tersebut belum bisa terdeteksi dengan pemeriksaan darah meskipun virusnya sendiri sudah ada dalam tubuh manusia. Tahap ini disebut sebagai periode jendela. Sebelum masuk pada tahap AIDS, orang tersebut dinamai HIV positif karena dalam darahnya terdapat HIV. Pada tahap HIV + ini maka keadaan fisik ybs tidak mempunyai kelainan khas ataupun keluhan apapun, dan bahkan bisa tetap bekerja seperti biasa. Dari segi penularan, maka dalam kondisi ini ybs sudah aktif menularkan virusnya ke orang lain jika dia mengadakan hubungan seks atau menjadi donor darah.
Sejak masuknya virus dalam tubuh manusia maka virus ini akan menggerogoti sel darah putih (yang berperan dalam sistim kekebalan tubuh) dan setelah 5-10 tahun maka kekebalan tubuh akan hancur dan penderita masuk dalam tahap AIDS dimana terjadi berbagai infeksi seperti misalnya infeksi jamur, virus-virus lain, kanker dsb. Penderita akan meninggal dalam waktu 1-2 tahun kemudian karena infeksi tersebut.
Di negara industri, seorang dewasa yang terinfeksi HIV akan menjadi AIDS dalam kurun waktu 12 tahun, sedangkan di negara berkembang kurun waktunya lebih pendek yaitu 7 tahun.
Setelah menjadi AIDS, survival rate di negara industri telah bisa diperpanjang menjadi 3 tahun, sedangkan di negara berkembang masih kurang dari 1 tahun. Survival rate ini berhubungan erat dengan penggunaan obat antiretroviral, pengobatan terhadap infeksi oportunistik dan kwalitas pelayanan yang lebih baik.
Pola infeksi secara global, sekitar 90% kasus HIV/AIDS ada di negara berkembang. Saat ini penyebabnya adalah :
Afrika Sub-sahara : 14 juta
Asia Selatan-Tenggara : 4,8 juta
Asia Timur-Pasifik : 35.000
Timur Tengah : 200.000
Karibia : 270.000
Amerika Latin : 1,3 juta
Eropa Timur-Asia Tengah : 30.000
Australia : 13.000
Eropa Barat : 470.000
Amerika Utara : 780.000
Dengan globalisasi, pergerakan penduduk dan pertumbuhan ekonomi, episentrum infeksi HIV/AIDS saat ini bergeser ke Asia.
Tahun 2000, diperkirakan jumlah kasus HIV/AIDS akan meningkat menjadi 30-40 juta orang dan pertambahan kasus baru terbanyak akan ditemukan di Asia Selatan dan Tenggara.
Di negara industri telah terlihat penurunan jumlah kasus baru (insidens) per tahun. Di Amerika Serikat, telah turun dari 100.000 kasus baru/tahun menjadi 40.000 kasus baru/tahun. Pola serupa juga terlihat di Eropa Utara, Australia dan Selandia Baru.
Penurunan kasus baru berkait dengan tingkat pemakaian kondom, berkurangnya jumlah pasangan seks dan memasyarakatnya pendidikan seks untuk remaja.
Penurunan infeksi HIV juga menjadi sebagai dampak membaiknya diagnosa dini dan pengobatan yang adekuat untuk penyakit menular seksual (PMS). Di Tanzania, daerah yang pelayanan PMSnya berjalan baik mempunyai insiden HIV yang 40% lebih rendah. Penelitian di Pantai Gading, Afrika memperlihatkan bahwa pengobatan PMS juga mengurangi viral load sehingga mengurangi infectivity.

B.Siapa yang Rentan Terkena HIV/AIDS
Infeksi virus AIDS terutama disebabkan oleh perilaku seksual berganti-ganti pasangan. Oleh karena itu yang paling beresiko untuk tertular AIDS adalah siapa saja yang mempunyai perilaku tersebut. Harus diingat bahwa perilaku seperti ini bukan hanya dimiliki oleh kelompok pekerja seks tetapi juga oleh kelompok lain seperti misalnya remaja, mahasiswa, eksekutif muda dsb. Jadi yang menjadi masalah disini bukan pada “kelompok” mana tetapi pada “perilaku” yang berganti-ganti pasangan.
Wanita lebih rentan terhadap penularan HIV akibat faktor anatomis-biologis dan faktor sosiologis-gender.
Kondisi anatomis-biologis wanita menyebabkan struktur panggul wanita dalam posisi “menampung”, dan alat reproduksi wanita sifatnya “masuk kedalam” dibandingkan pria yang sifatnya “menonjol keluar”. Keadaan ini menyebabkan mudahnya terjadi infeksi khronik tanpa diketahui oleh ybs. Adanya infeksi khronik akan memudahkan masuknya virus HIV.
Mukosa (lapisan dalam) alat reproduksi wanita juga sangat halus dan mudah mengalami perlakuan pada proses hubungan seksual. Perlukaan ini juga memudahkan terjadinya infeksi virus HIV.
Faktor sosiologis-gender berkaitan dengan rendahnya status sosial wanita (pendidikan, ekonomi, keterampilan). Akibatnya kaum wanita dalam keadaan rawan yang menyebabkan terjadinya pelecehan dan penggunaan kekerasan seksual, dan akhirnya terjerumus kedalam pelacuran sebagai strategi survival.
Kasus di Ghana dalam pembangunan Bendung Sungai Volta, menyebabkan ribuan penduduk tergusur dari kampung halamannya. Kaum pria bisa memperoleh kesempatan kerja sebagai buruh dan kemudian menjadi nelayan. Kaum wanita yang hanya terbiasa dengan pekerjaan akhirnya tersingkir ke kota dan terjerumus pada pekerjaan hiburan dan penyediaan jasa seksual. Akibatnya banyak yang menderita penyakit menular seksual (termasuk HIV) dan meninggal akibat AIDS.
Di Thailand Utara, akibat pembangunan ekonomi dan industri yang berkembang pesat menyebabkan lahan pertanian berkurang dan wanita tergusur dari pekerjaan tradisionalnya di bidang pertanian. Sebagian besar kemudian migrasi ke kota-kota besar dan menjadi pekerja seks dan akhirnya tertular oleh HIV.

C.Pencegahan HIV/AIDS
Pada prinsipnya, pencegahan dapat dilakukan dengan cara mencegah penularan virus AIDS. Karena penularan AIDS terbanyak adalah melalui hubungan seksual maka penularan AIDS bisa dicegah dengan tidak berganti-ganti pasangan seksual.
Pencegahan lain adalah melalui pencegahan kontak darah, misalnya pencegahan penggunaan jarum suntik yang diulang, pengidap virus tidak boleh menjadi donor darah.
Secara ringkas, pencegahan dapat dilakukan dengan formula A-B-C. A adalah abstinensia, artinya tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah. B adalah befaithful, artinya jika sudah menikah hanya berhubungan seks dengan pasangannya saja. C adalah condom, artinya jika memang cara A dan B tidak bisa dipatuhi maka harus digunakan alat pencegahan dengan menggunakan kondom.
Pertemuan Komperensi Internasional AIDS ke XI di Vancouver bulan Juli 1966 melaporkan penggunaan tiga obat kombinasi (triple drugs) yang mampu menurunkan viral load hingga jumlah minimal dan memberikan harapan penyembuhan.
Kendala yang dihadapi untuk pengobatan adalah biaya yang mahal untuk penyediaan obat dan biaya pemantauan laboratorium, yang mencapai US$ 16.000-US$ 25.000/tahun. Kendala lain adalah kepatuhan penderita untuk minum obat secara disiplin dalam jangka waktu 1,5-3 tahun, karena obat yang diminum secara tidak teratur akan menyebabkan resistensi.
Diperkirakan karena mahalnya biaya pengobatan, maka hanya ada 5-10% pengidap HIV yang mampu berobat dengan menggunakan triple drugs ini. Jika masalah biaya ini tidak bisa diatasi, maka adanya obat tidak akan mampu memberantas HIV/AIDS secara bermakna.
Penelitian untuk menemukan vaksi pencegahan HIV juga terus dilakukan. Biaya vaksinasi diperkirakan tidak akan semahal triple drugs. Seandainya ditemukan vaksin untuk pencegahan HIV, kendalanya adalah harus dicapainya jumlah cakupan vaksinasi yang tinggi (80%) jika diinginkan dampak pemberantasan HIV. Untuk mencapai cakupan sebesar ini, diperkirakan akan membutuhkan biaya yang cukup mahal dan sulit disediakan oleh negara berkembang.
Dampak sampingan dari mahalnya obat dan ketersediaan biaya untuk pelaksanaan vaksinasi, menyebabkan munculnya isu diskriminasi baru yaitu kaya dan miskin. Pengidap HIV yang kaya akan mampu menyediakan biaya untuk triple drugs, tetapi yang miskin tetap akan mati. Negara industri kaya bisa menyediakan biaya untuk mencapai cakupan vaksinasi yang tinggi, sedangkan negara berkembang mungkin tidak akan mampu.



D.Situasi HIV/AIDS di Indonesia
Sampai dengan bulan September 1996, jumlah kasus HIV/AIDS mencapai 449 orang, dengan kelompok umur terbanyak pada usia 20-29 tahun (47%) dan kelompok wanita sebanyak 27%. Kelompok usia produktif (15-49 tahun) mencapai 87%. Dilihat dari lokasi, kasus terbanyak ditemukan di DKI Jakarta, Irian Jaya dan Riau.
Jumlah kasus yang tercatat di atas adalah menurut adalah menurut catatan resmi yang jauh lebih rendah dari kenyataan sesungguhnya akibat keterbatasan dari sistem surveilance perangkat kesehatan kita.
Permasalahan HIV/AIDS di banyak negara memang memperlihatkan fenomena gunung es, dimana yang tampak memang jauh lebih kecil dibandingkan jumlah sesungguhnya.
Upaya penanggulangan AIDS di Indonesia masih banyak ditujukan kepada kelompok-kelompok seperti para pekerja seks dan waria, meskipun juga sudah digalakkan upaya yang ditujukan pada masyarakat umum, seperti kaum ibu, mahasiswa dan remaja sekolah lanjutan. Yang masih belum digarap secara memadai adalah kelompok pekerja di perusahaan yang merupakan kelompok usia produktif.
Proyeksi perkembangan kasus HIV/AIDS di Indonesia diperkirakan akan menembus angka 1 juta kasus pada tahun 2005, dan sesuai pola epidemiologis yang ada maka jumlah kasus terbanyak akan ada pada kelompok usia produktif (patut diingat bahwa pada tahun 2003 Indonesia akan memasuki pasar bebas APEC dan membutuhkan SDM yang tangguh untuk bersaing di pasar global).



BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam bab “ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME” maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1.Kasus pertama ditemukannya HIV/AIDS terjadi di San-Fransisco pada seorang gay tahun 1981.
2.Virus AIDS ditemukan dalam cairan sperma, cairan vagina dan pada darah, serta penularannya terjadi melalui hubungan seksual, alat suntik narkotika, transfusi darah dan ASI.
3.AIDS dapat menyerang siapa saja yang melakukan perilaku yang menyebabkan AIDS (hubungan seksual berganti-ganti, pemakai narkotika suntik, transfusi darah yang tercemar).
4.Pencegahan yang paling tidak bisa mengurangi terjadi HIV/AIDS adalah A-B-C-.
A (abstinensia) = tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah.
B (befaithful) = jika sudah menikah hanya berhubungan seks dengan pasangannya.
C (condom )= jika cara A dan B tidak bisa dipatuhi maka gunakanlah condom.

B.Saran
Sex yang aman adalah with non freesex.
Sobat, banyak orang percaya kalau penyakit AIDS lebih disebabkan faktor-faktor “humans behavior” perilaku manusia itu sendiri.
Friend … maka masalah yang pertama kali harus dibehani adalah soal keyakinan hidup, daripada ngeluarin duit juta-juta lebih baik enggak ngeluarin sama sekali. Nah, sobat remaja, janganlah gonta-ganti pasangan. Kita coba untuk SETIA …., chayoo …

Doa yang terjawab,...

Bertahun-tahun yang lalu,
saya berdoa kepada Tuhan
untuk memberikan saya pasangan,
"Engkau tidak memiliki pasangan karena engkau tidak memintanya", Tuhan menjawab.

Tidak hanya saya meminta kepada Tuhan,
seraya menjelaskan kriteria pasangan yang saya inginkan.
Saya menginginkan pasangan yang baik hati,
lembut, mudah mengampuni, hangat, jujur, penuh dengan damai dan sukacita,
murah hati, penuh pengertian, pintar, humoris, penuh perhatian.
Saya bahkan memberikan kriteria pasangan tersebut secara fisik
yang selama ini saya impikan.

Sejalan dengan berlalunya waktu,
saya menambahkan daftar kriteria
yang saya inginkan dalam pasangan saya.
Suatu malam, dalam doa,
Tuhan berkata dalam hati saya,
"HambaKu, Aku tidak dapat memberikan apa yang engkau inginkan."

Saya bertanya, "Mengapa Tuhan?"
dan Ia! menjawab, "Karena Aku adalah Tuhan dan Aku adalah Adil.
Aku adalah Kebenaran dan segala yang Aku lakukan adalah benar."

ku bertanya lagi, "Tuhan, ku tidak mengerti mengapa
ku tidak dapat memperoleh apa yang ku pinta dariMu?"

Jawab Tuhan, "Aku akan menjelaskan kepadamu.
Adalah suatu ketidak adilan
dan ketidakbenaran bagiKu untuk memenuhi keinginanmu
karena Aku tidak dapat memberikan sesuatu yang bukan seperti engkau.
Tidaklah adil bagiKu untukmemberikan seseorang
yang penuh dengan cinta dan kasih kepadamu
jika terkadang engkau masih kasar;
atau memberikan seseorang yang pemurah tetapi engkau masih kejam;
atau seseorang yang mudah mengampuni,
tetapi engkau sendiri masih suka menyimpan dendam;
seseorang yang sensitif, namun engkau sendiri tidak..."

Kemudian Ia berkata kepada saya,
"Adalah lebih baik jika Aku memberikan kepadamu
seseorang yang Aku tahu dapat menumbuhkan segala kualitas
yang engkau cari selama ini daripada membuat engkau
membuang waktu mencari seseorang yang sudah mempunyai semua itu.
Pasanganmu akan berasal dari tulangmu dan dagingmu,
dan engkau akan melihat dirimu sendiri di dalam dirinya
dan kalian berdua akan menjadi satu.

Pernikahan adalah seperti sekolah, suatu pendidikan jangka panjang.
Pernikahan adalah tempat dimana engkau dan pasanganmu
akan saling menyesuaikan diri dan tidak hanya
bertujuan untuk menyenangkan hati satu sama lain,
tetapi untuk menjadikan kalian manusia yang lebih baik,
dan membuat suatu kerjasama yang solid.
Aku tidak memberikan pasangan yang sempurna karena engkau tidak sempurna.
Aku memberikanmu seseorang yang dapat bertumbuh bersamamu".

jadi berbuatlah baik dahulu untuk diri sendiri rubahlah sesuatu yang kita tidak senangi terhadap pasangan kita melalui diri kita sendiri,... ingat pasangan itu seperti cermin diri kita sendiri,...

Ini untuk :
yang baru saja menikah,
yang sudah menikah,
yang akan menikah
dan yang sedang mencari,
khususnya yang sedang mencari.

Senin, November 09, 2009

Katanya Pria "Wanita emang Susah"

Jika dikatakan cantik dikira menggoda ,
jika dibilang jelek di sangka menghina..
Bila dibilang lemah dia protes,
bila dibilang perkasa dia nangis .

Maunya emansipasi, tapi disuruh benerin genteng, nolak
(sambil ngomel masa disamakan dengan cowok)

Maunya emansipasi, tapi disuruh berdiri di bis malah cemberut
(sambil ngomel,Egois amat sih cowok ini tidak punya perasaan)

Jika di tanyakan siapa yang paling di banggakan, kebanyakan bilang Ibunya ,
tapi kenapa ya ..... lebih bangga jadi wanita karir,
padahal ibunya adalah ibu rumah tangga

Bila kesalahannya diingatkankan,
mukanya merah..
bila di ajari mukanya merah,
bila di sanjung mukanya merah
jika marah mukanya merah,kok sama
semua ? bingung !!

Di tanya ya atau tidak, jawabnya diam;
ditanya tidak atau ya, jawabnya diam;
ditanya ya atau ya, jawabnya :diam,
ditanya tidak atau tidak, jawabnya ; diam,
ketika didiamkan malah marah
(repot kita disuruh jadi dukun yang bisa nebak jawabannya).

Di bilang ceriwis marah,
dibilang berisik ngambek,
dibilang banyak mulut tersinggung,

tapi kalau dibilang S u p e l
wadow seneng banget...padahal sama saja maksudnya.

Dibilang gemuk engga senang
padahal maksud kita sehat gitu lho

dibilang kurus malah senang

padahal maksud kita "kenapa elho jadi begini !!!"

Itulah WANITA makin kita bingung makin senang DIA !

jika dikatakan ia perhiasan terindah di dunia ia bangga
jika, apapun “perhiasan yg berharga” itu layak ditutupi dan disembunyikan ia setuju…(supaya terjaga)
tapi bila disuruh menutup “perhiasannya/kecantikannya” maka dia enggan…
dan bila dilecehkan ia menyalahkan sepenuhnya pria…!

wanita…
bila diluruskan supaya bener memerah mukanya, (marah, sambil bilang “sok bener lo!”)
bila diingetin tetep memerah mukanya, (marah juga rupanya, sambil bilang “sok tau lo!”)
bila dimanja dan disanjung…?? eh, tetep memerah mukanya (kali ini tersipu malu, sambil bilang “ah, masa?”)

wanita adalah wanita…
inginnya dibilang emansipasi…
tapi kegerahan dibilang “macho”
maunya disamakan dg pria…
tapi menolak benerin genteng rumah! apa lagi gali kuburan ..wkakakaka (sambil bilang, “masa disamakan sama cowok!?”)

Wanita…
bila dibilang lemah dia protes…
jika pacarnya tidak mau antar pulang dia bilang keterlaluan
maunya diperlakukan sama dengan pria…
tapi kesel nggak dikasih tempat duduk di bis kota oleh pria disampingnya (dan bilang “egois amat ni cowok?”)
bila dikatakan kuat itu maunya…
tapi bila sedikit bersedih ia cepet menangis…

tapi…
Wanita adalah wanita…
dan wanita bukan perempuan atau cewek semata…
tapi bagaimanapun juga aku suka wanita! (swear…) “Man’s said”

YANG TIDAK MERASA BERARTI TIDAK PROTES!
DAN YANG MERASA PASTI DIEM.
(hayoo!!) OO kamu ketahuan
NB : benar gak sih apa yang di sebutkan di atas

Sabtu, Oktober 31, 2009

Rakyat Miskin Berkurang,....

Orang miskin yang biasa naik angkot sekarang jalan kaki
Ketabrak metromini yang sopirnya stress karena setoran tekor
Maka orang miskin mati...(rakyat miskin berkurang)

Orang miskin lapar tidak mampu membeli beras dan minyak tanah
Lalu nyolong ayam ketahuan warga, digebugin
Maka orang miskin mati...(rakyat miskin berkurang)

Orang miskin berlama-lama menahan lapar,
Lalu mengidap busung lapar
Maka orang miskin mati...(rakyat miskin berkurang)

Orang miskin sakit kena flu burung, tidak bisa ke dokter
Karena tak punya uang
Maka orang miskin mati...(rakyat miskin berkurang)

Orang miskin mau minum tak punya air masak
Karena tak punya minyak tanah,minum air mentah jadi muntaber
Maka orang miskin mati...(rakyat miskin berkurang)

Seorang janda miskin tak bisa biaya keluarga
Menjual diri lalu terkena AIDS
Maka orang miskin mati...(rakyat miskin berkurang)

Seorang Bapa stress baru di PHK, kantornya gulung tikar
Tiduran di rel kereta api lalu tergilas
Maka orang miskin mati...(rakyat miskin berkurang)

Seorang pemuda putus sekolah tak punya biaya
Jadi pengamen, dikejar tibum lari...lalu ketabrak bus
Maka orang miskin mati...(rakyat miskin berkurang)

Orang miskin ingin mau menyalakan lampu
Listriknya tidak ada, nyolng listrik ke kabel PLN
Lalu kesetrum. Maka orang miskin mati...(rakyat miskin berkurang)

Orang miskin mau melamar, di tolak oleh orang tua calonnya
gara-gara tidak punya honda jazz,lalu patah hati,
ngambil tali jemuran,lalu gantung diri. Maka orang miskin mati...(rakyat miskin berkurang)

Kamis, Oktober 29, 2009

Pudarnya Pesona Cleopatra,... (Wajib baca,... Cerita ini Favorit aku penulis Habiburrahman El Shirazy )


Dengan panjang lebar ibu menjelaskan, sebenarnya sejak ada dalan kandungan aku telah dijodohkan dengan Raihana yang tak pernah kukenal.” Ibunya Raihana adalah teman karib ibu waktu nyantri di pesantren Mangkuyudan Solo dulu” kata ibu. “Kami pernah berjanji, jika dikarunia anak berlainan jenis akan besanan untuk memperteguh tali persaudaraan. Karena itu ibu mohon keikhlasanmu” , ucap beliau dengan nada mengiba. Dalam pergulatan jiwa yang sulit berhari-hari, akhirnya aku pasrah. Aku menuruti keinginan ibu. Aku tak mau mengecewakan ibu Aku ingin menjadi mentari pagi dihatinya, meskipun untuk itu aku harus mengorbankan diriku. Dengan hati pahit kuserahkan semuanya bulat-bulat pada ibu. Meskipun sesungguhnya dalam hatiku timbul kecemasan-kecemasan yang datang begitu saja dan tidak tahu alasannya.Yang jelas aku sudah punya kriteria dan impian tersendiri untuk calon istriku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa berhadapan dengan air mata ibu yang amat kucintai. Saat khitbah (lamaran)sekilas kutatap wajah Raihana, benar kata Aida adikku, ia memang baby face dan anggun. Namun garis-garis kecantikan yang kuinginkan tak kutemukan sama sekali. Adikku, tante Lia mengakui Raihana cantik, “cantiknya alami, bisa jadi bintang iklan Lux lho, asli ! kata tante Lia. Tapi penilaianku lain, mungkin karena aku begitu hanyut dengan gadis-gadis Mesir titisan Cleopatra, yang tinggi semampai, wajahnya putih jelita, dengan hidung melengkung indah, mata bulat bening khas arab, dan bibir yang merah. Di hari-hari menjelang pernikahanku, aku berusaha menumbuhkan bibit-bibit cintaku untuk calon istriku, tetapi usahaku selalu sia-sia. Aku ingin memberontak pada ibuku, tetapi wajah teduhnya meluluhkanku. Hari pernikahan datang. Duduk dipelaminan bagai mayat hidup, hati hampa tanpa cinta, Pestapun meriah dengan empat group rebana. Lantunan shalawat Nabipun terasa menusuk-nusuk hati. Kulihat Raihana tersenyum manis, tetapi hatiku terasa teriris-iris dan jiwaku meronta. Satu-satunya harapanku adalah mendapat berkah dari Allah SWT atas baktiku pada ibuku yang kucintai. Rabbighfir li wa liwalidayya! Layaknya pengantin baru, kupaksakan untuk mesra tapi bukan cinta, hanya sekedar karena aku seorang manusia yang terbiasa membaca ayat-ayatNya.

Raihana tersenyum mengembang, hatiku menangisi kebohonganku dan kepura-puraanku. Tepat dua bulan Raihana kubawa ke kontrakan dipinggir kota Malang. Mulailah kehidupan hampa. Aku tak menemukan adanya gairah. Betapa susah hidup berkeluarga tanpa cinta. Makan, minum, tidur, dan shalat bersama dengan makhluk yang bernama Raihana, istriku, tapi Masya Allah bibit cintaku belum juga tumbuh. Suaranya yang lembut terasa hambar, wajahnya yang teduh tetap terasa asing. Memasuki bulan keempat, rasa muak hidup bersama Raihana mulai kurasakan, rasa ini muncul begitu saja. Aku mencoba membuang jauh-jauh rasa tidak baik ini, apalagi pada istri sendiri yang seharusnya kusayang dan kucintai. Sikapku pada Raihana mulai lain. Aku lebih banyak diam, acuh tak acuh, agak sinis, dan tidur pun lebih banyak di ruang tamu atau ruang kerja. Aku merasa hidupku ada lah sia-sia, belajar di luar negeri sia-sia, pernikahanku sia-sia, keberadaanku sia-sia. Tidak hanya aku yang tersiksa, Raihanapun merasakan hal yang sama, karena ia orang yang berpendidikan, maka diapun tanya, tetapi kujawab ” tidak apa-apa koq mbak, mungkin aku belum dewasa, mungkin masih harus belajar berumah tangga” Ada kekagetan yang kutangkap diwajah Raihana ketika kupanggil ‘mbak’, ” kenapa mas memanggilku mbak, aku kan istrimu, apa mas sudah tidak mencintaiku” tanyanya dengan guratan wajah yang sedih. “wallahu a’lam” jawabku sekenanya. Dengan mata berkaca-kaca Raihana diam menunduk, tak lama kemudian dia terisak-isak sambil memeluk kakiku, “Kalau mas tidak mencintaiku, tidak menerimaku sebagai istri kenapa mas ucapkan akad nikah?Kalau dalam tingkahku melayani mas masih ada yang kurang berkenan, kenapa mas tidak bilang dan menegurnya, kenapa mas diam saja, aku harus bersikap bagaimana untuk membahagiakan mas, kumohon bukalah sedikit hatimu untuk menjadi ruang bagi pengabdianku, bagi menyempurnakan ibadahku didunia ini”. Raihana mengiba penuh pasrah. Aku menangis menitikan air mata buka karena Raihana tetapi karena kepatunganku. Hari terus berjalan, tetapi komunikasi kami tidak berjalan. Kami hidup seperti orang asing tetapi Raihana tetap melayaniku menyiapkan segalanya untukku. Suatu sore aku pulang mengajar dan kehujanan, sampai dirumah habis maghrib, bibirku pucat, perutku belum kemasukkan apa-apa kecuali segelas kopi buatan Raihana tadi pagi, Memang aku berangkat pagi karena ada janji dengan teman. Raihana memandangiku dengan khawatir. “Mas tidak apa-apa” tanyanya dengan perasaan kuatir. “Mas mandi dengan air panas saja, aku sedang menggodoknya, lima menit lagi mendidih” lanjutnya. Aku melepas semua pakaian yang basah. “Mas airnya sudah siap” kata Raihana. Aku tak bicara sepatahkatapun, aku langsung ke kamar mandi, aku lupa membawa handuk, tetapi Raihana telah berdiri didepan pintu membawa handuk. “Mas aku buatkan wedang jahe” Aku diam saja. Aku merasa mulas dan mual dalam perutku tak bisa kutahan. Dengan cepat aku berlari ke kamar mandi dan Raihana mengejarku dan memijit-mijit pundakdan tengkukku seperti yang dilakukan ibu. ” Mas masuk angin. Biasanya kalau masuk angin diobati pakai apa, pakai balsam, minyak putih, atau jamu?” Tanya Raihana sambil menuntunku ke kamar. “Mas jangan diam saja dong, aku kan tidak tahu apa yang harus kulakukan untuk membantu Mas”. ” Biasanya dikerokin” jawabku lirih. ” Kalau begitu kaos mas dilepas ya, biar Hana kerokin” sahut Raihana sambil tangannya melepas kaosku. Aku seperti anak kecil yang dimanja ibunya. Raihana dengan sabar mengerokin punggungku dengan sentuhan tangannya yang halus. Setelah selesai dikerokin, Raihana membawakanku semangkok bubur kacang hijau.

Setelah itu aku merebahkan diri di tempat tidur. Kulihat Raihana duduk di kursi tak jauh dari tempat tidur sambil menghafal Al Quran dengan khusyu. Aku kembali sedih dan ingin menangis, Raihana manis tapi tak semanis gadis-gadis mesir titisan Cleopatra. Dalam tidur aku bermimpi bertemu dengan Cleopatra, ia mengundangku untuk makan malam di istananya.” Aku punya keponakan namanya Mona Zaki, nanti akan aku perkenalkan denganmu” kata Ratu Cleopatra. ” Dia memintaku untuk mencarikannya seorang pangeran, aku melihatmu cocok dan berniat memperkenalkannya denganmu”. Aku mempersiapkan segalanya. Tepat pukul 07.00 aku datang ke istana, kulihat Mona Zaki dengan pakaian pengantinnya, cantik sekali. Sang ratu mempersilakan aku duduk di kursi yang berhias berlian. Aku melangkah maju, belum sempat duduk, tiba-tiba ” Mas, bangun, sudah jam setengah empat, mas belum sholat Isya” kata Raihana membangunkanku. Aku terbangun dengan perasaan kecewa. ” Maafkan aku Mas, membuat Mas kurang suka, tetapi Mas belum sholat Isya” lirih Hana sambil melepas mukenanya, mungkin dia baru selesai sholat malam.Meskipun cuman mimpi tapi itu indah sekali, tapi sayang terputus. Aku jadi semakin tidak suka sama dia, dialah pemutus harapanku dan mimpi-mimpiku. Tapi apakah dia bersalah, bukankah dia berbuat baik membangunkanku untuk sholat Isya. Selanjutnya aku merasa sulit hidup bersama Raihana, aku tidak tahu dari mana sulitnya. Rasa tidak suka semakin menjadi-jadi. Aku benar-benar terpenjara dalam suasana konyol. Aku belum bisa menyukai Raihana. Aku sendiri belum pernah jatuh cinta, entah kenapa bisa dijajah pesona gadis-gadis titisan Cleopatra ” Mas, nanti sore ada acara qiqah di rumah Yu Imah. Semua keluarga akan datang termasuk ibundamu. Kita diundang juga. Yuk, kita datang bareng, tidak enak kalau kita yang dieluk-elukan keluarga tidak datang” Suara lembut Raihana menyadarkan pengembaraanku pada Jaman Ibnu Hazm. Pelan-pelan ia letakkan nampan yang berisi onde-onde kesukaanku dan segelas wedang jahe. Tangannya yang halus agak gemetar. Aku dingin-dingin saja. ” Maaf..maaf jika mengganggu Mas, maafkan Hana,” lirihnya, lalu perlahan-lahan beranjak meninggalkan aku di ruang kerja. ” Mbak! Eh maaf, maksudku D..Din..Dinda Hana!, panggilku dengan suara parau tercekak dalam tenggorokan. ” Ya Mas!” sahut Hana langsung menghentikan langkahnya dan pelan-pelan menghadapkan dirinya padaku. Ia berusaha untuk tersenyum, agaknya ia bahagia dipanggil “dinda”. ” Matanya sedikit berbinar. “Te..terima kasih Di..dinda, kita berangkatbareng kesana, habis sholat dhuhur, insya Allah,” ucapku sambil menatap wajah Hana dengan senyum yang kupaksakan. Raihana menatapku dengan wajah sangat cerah, ada secercah senyum bersinar dibibirnya. ” Terima kasih Mas, Ibu kita pasti senang, mau pakai baju yang mana Mas, biar dinda siapkan? Atau biar dinda saja yang memilihkan ya?”. Hana begitu bahagia.

Perempuan berjilbab ini memang luar biasa, Ia tetap sabar mencurahkan bakti meskipun aku dingin dan acuh tak acuh padanya selama ini. Aku belum pernah melihatnya memasang wajah masam atau tidak suka padaku. Kalau wajah sedihnya ya. Tapi wajah tidak sukanya belum pernah. Bah, lelaki macam apa aku ini, kutukku pada diriku sendiri. Aku memaki-maki diriku sendiri atas sikap dinginku selama ini., Tapi, setetes embun cinta yang kuharapkan membasahi hatiku tak juga turun. Kecantikan aura titisan Cleopatra itu? Bagaimana aku mengusirnya. Aku merasa menjadi orang yang paling membenci diriku sendiri di dunia ini. Acara pengajian dan qiqah putra ketiga Fatimah kakak sulung Raihana membawa sejarah baru lembaran pernikahan kami. Benar dugaan Raihana, kami dielu-elukan keluarga, disambut hangat, penuh cinta, dan penuh bangga. “ Selamat datang pengantin baru! Selamat datang pasangan yang paling ideal dalam keluarga! Sambut Yu Imah disambut tepuk tangan bahagia mertua dan bundaku serta kerabat yang lain. Wajah Raihana cerah. Matanya berbinar-binar bahagia. Lain dengan aku, dalam hatiku menangis disebut pasangan ideal. Apanya yang ideal. Apa karena aku lulusan Mesir dan Raihana lulusan terbaik dikampusnya dan hafal Al Quran lantas disebut ideal? Ideal bagiku adalah seperti Ibnu Hazm dan istrinya, saling memiliki rasa cinta yang sampai pada pengorbanan satu sama lain. Rasa cinta yangtidak lagi memungkinkan adanya pengkhianatan. Rasa cinta yang dari detik ke detik meneteskan rasa bahagia. Tapi diriku? Aku belum bisa memiliki cinta seperti yang dimiliki Raihana. Sambutan sanak saudara pada kami benar-benar hangat. Aku dibuat kaget oleh sikap Raihana yang begitu kuat menjaga kewibawaanku di mata keluarga. Pada ibuku dan semuanya tidak pernah diceritakan, kecuali menyanjung kebaikanku sebagai seorang suami yang dicintainya. Bahkan ia mengaku bangga dan bahagia menjadi istriku. Aku sendiri dibuat pusing dengan sikapku. Lebih pusing lagi sikap ibuku dan mertuaku yang menyindir tentang keturunan. ”Sudah satu tahun putra sulungku menikah, koq belum ada tanda-tandanya ya, padahal aku ingin sekali menimang cucu” kata ibuku. ” Insya Allah tak lama lagi, ibu akan menimang cucu, doakanlah kami. Bukankah begitu, Mas?” sahut Raihana sambil menyikut lenganku, aku tergagap dan mengangguk sekenanya. Setelah peristiwa itu, aku mencoba bersikap bersahabat dengan Raihana. Aku berpura-pura kembali mesra dengannya, sebagai suami betulan. Jujur, aku hanya pura-pura. Sebab bukan atas dasar cinta, dan bukan kehendakku sendiri aku melakukannya, ini semua demi ibuku. Allah Maha Kuasa. Kepura-puraanku memuliakan Raihana sebagai seorang istri. Raihana hamil. Ia semakin manis. Keluarga bersuka cita semua. Namun hatiku menangis karena cinta tak kunjung tiba. Tuhan kasihanilah hamba, datangkanlah cinta itu segera. Sejak itu aku semakin sedih sehingga Raihana yang sedang hamil tidak kuperhatikan lagi. Setiap saat nuraniku bertanya” Mana tanggung jawabmu!” Aku hanya diam dan mendesah sedih. ” Entahlah, betapa sulit aku menemukan cinta” gumamku.
Dan akhirnya datanglah hari itu, usia kehamilan Raihana memasuki bulan ke enam. Raihana minta ijin untuk tinggal bersama orang tuanya dengan alasan kesehatan. Kukabulkan permintaanya dan kuantarkan dia kerumahnya. Karena rumah mertua jauh dari kampustempat aku mengajar, mertuaku tak menaruh curiga ketika aku harus tetap tinggal dikontrakan. Ketika aku pamitan, Raihana berpesan, ” Mas untuk menambah biaya kelahiran anak kita, tolong nanti cairkan tabunganku yang ada di ATM. Aku taruh dibawah bantal, no.pinnya sama dengan tanggal pernikahan kita”. Setelah Raihana tinggal bersama ibunya, aku sedikit lega.

Setiap hari Aku tidak bertemu dengan orang yang membuatku tidak nyaman. Entah apa sebabnya bisa demikian. Hanya saja aku sedikit repot, harus menyiapkan segalanya. Tapi toh bukan masalah bagiku, karena aku sudah terbiasa saat kuliah di Mesir. Waktu terus berjalan, dan aku merasa enjoy tanpa Raihana. Suatu saat aku pulang kehujanan. Sampai rumah hari sudah petang, aku merasa tubuhku benar-benar lemas. Aku muntah-muntah, menggigil, kepala pusing dan perut mual. Saat itu terlintas dihati andaikan ada Raihana, dia pasti telah menyiapkan air panas, bubur kacang hijau, membantu mengobati masuk angin dengan mengeroki punggungku, lalu menyuruhku istirahat dan menutupitubuhku dengan selimut. Malam itu aku benar-benar tersiksa dan menderita. Aku terbangun jam enam pagi. Badan sudah segar. Tapi ada penyesalan dalam hati, aku belum sholat Isya dan terlambat sholat subuh. Baru sedikit terasa, andaikan ada Raihana tentu aku ngak meninggalkan sholat Isya, dan tidak terlambat sholat subuh. Lintasan Raihana hilang seiring keberangkatan mengajar di kampus. Apalagi aku mendapattugas dari universitas untuk mengikuti pelatihan mutu dosen mata kuliah bahasa arab. Diantaranya tutornya adalah professor bahasa arab dari Mesir. Aku jadi banyak berbincang dengan beliau tentang mesir. Dalam pelatihan aku juga berkenalan dengan Pak Qalyubi, seorang dosen bahasa arab dari Medan.

Dia menempuh S1-nya di Mesir. Dia menceritakan satu pengalaman hidup yang menurutnya pahit dan terlanjur dijalani. “Apakah kamu sudah menikah?” kata Pak Qalyubi. “Alhamdulillah, sudah” jawabku. ” Dengan orang mana?. ” Orang Jawa”. ” Pasti orang yang baik ya. Iya kan? Biasanya pulang dari Mesir banyak saudara yang menawarkan untuk menikah dengan perempuan shalehah. Paling tidak santriwati, lulusan pesantren. Istrimu dari pesantren?”. “Pernah, alhamdulillah dia sarjanadan hafal Al Quran”. ” Kau sangat beruntung, tidak sepertiku”. ” Kenapa dengan Bapak?” ” Aku melakukan langkah yang salah, seandainya aku tidak menikah dengan orang Mesir itu, tentu batinku tidak merana seperti sekarang”. ” Bagaimana itu bisa terjadi?”. “ Kamu tentu tahu kan gadis Mesir itu cantik-cantik, dan karena terpesona dengan kecantikanya saya menderita seperti ini. Ceritanya begini, Saya seorang anak tunggal dari seorang yang kaya, saya berangkat ke Mesir dengan biaya orang tua. Disana saya bersamakakak kelas namanya Fadhil, orang Medan juga. Seiring dengan berjalannya waktu, tahun pertama saya lulus dengan predikat jayyid, predikat yang cukup sulit bagi pelajar dari Indonesia. Demikian juga dengan tahun kedua. Karena prestasi saya, tuan rumah tempat saya tinggalmenyukai saya. Saya dikenalkan dengan anak gadisnya yang bernama Yasmin. Dia tidak pakai jilbab. Pada pandangan pertama saya jatuh cinta, saya belum pernah melihat gadis secantuk itu. Saya bersumpah tidak akan menikah dengan siapapun kecuali dia. Ternyata perasaan saya tidak bertepuk sebelah tangan. Kisah cinta saya didengar oleh Fadhil. Fadhil membuat garis tegas, akhiri hubungan dengan anak tuan rumah itu atau sekalian lanjutkan dengan menikahinya. Saya memilih yang kedua.Ketika saya menikahi Yasmin, banyak teman-teman yang memberi masukan begini, sama-sama menikah dengan gadis Mesir, kenapa tidak mencari mahasiswi Al Azhar yang hafal AlQuran, salehah, dan berjilbab. Itu lebih selamat dari pada dengan Yasmin yang awampengetahuan agamanya. Tetapi saya tetap teguh untuk menikahinya. Dengan biaya yang tinggi saya berhasil menikahi Yasmin. Yasmin menuntut diberi sesuatu yang lebih dari gadis Mesir. Perabot rumah yang mewah, menginap di hotel berbintang. Begitu selesai S1 saya kembali ke Medan, saya minta agar asset yang di Mesir dijual untuk modal di Indonesia. Kami langsung membeli rumah yang cukup mewah di kota Medan. Tahun-tahun pertama hidup kami berjalan baik, setiap tahunnya Yasmin mengajak ke Mesir menengok orang tuanya. Aku masih bisa memenuhi semua yang diinginkan Yasmin.

Hidup terus berjalan, biaya hidup semakin nambah, anak kami yang ketiga lahir, tetapi pemasukan tidak bertambah. Saya minta Yasmin untuk berhemat. Tidak setiap tahun tetapi tiga tahun sekali namun Yasmin tidak bisa. Aku mati-matian berbisnis, demi keinginan Yasmin dan anak-anak terpenuhi. Sawah terakhir milik Ayah saya jual untuk modal. Dalam diri saya mulai muncul penyesalan. Setiap kali saya melihat teman-teman alumni Mesir yang hidup dengan tenang dan damai dengan istrinya. Bisa mengamalkan ilmu dan bisa berdakwah dengan baik. Dicintai masyarakat. Saya tidak mendapatkan apa yang mereka dapatkan. Jika saya pengen rendang, saya harus ke warung. Yasmin tidak mau tahu dengan masakan Indonesia. Kau tahu sendiri, gadis Mesir biasanya memanggil suaminya dengan namanya. Jika ada sedikit letupan, maka rumah seperti neraka. Puncak penderitaan saya dimulai setahun yang lalu. Usaha saya bangkrut, saya minta Yasmin untuk menjual perhiasannya, tetapi dia tidak mau. Dia malah membandingkan dirinya yang hidup serba kurang dengan sepupunya. Sepupunya mendapat suami orang Mesir. Saya menyesal meletakkan kecantikan diatas segalanya. Saya telah diperbudak dengan kecantikannya. Mengetahui keadaan saya yang terjepit, ayah dan ibu mengalah. Merekamenjual rumah dan tanah, yang akhirnya mereka tinggal di ruko yang kecil dan sempit. Batin saya menangis. Mereka berharap modal itu cukup untuk merintis bisnis saya yang bangkrut. Bisnis saya mulai bangkit, Yasmin mulai berulah, dia mengajak ke Mesir. Waktu di Mesir itulah puncak tragedy yang menyakitkan. ”

Aku menyesal menikah dengan orang Indonesia, aku minta kau ceraikan aku, aku tidak bisa bahagia kecuali dengan lelaki Mesir”. KataYasmin yang bagaikan geledek menyambar. Lalu tanpa dosa dia bercerita bahwa tadi di KBRI dia bertemu dengan temannya. Teman lamanya itu sudah jadi bisnisman, dan istrinya sudah meninggal. Yasmin diajak makan siang, dan dilanjutkan dengan perselingkuhan. Aku pukul dia karena tak bisa menahan diri. Atas tindakan itu saya dilaporkan ke polisi. Yang menyakitkan adalahtak satupun keluarganya yang membelaku. Rupanya selama ini Yasmin sering mengirim surat yang berisi berita bohong. Sejak saat itu saya mengalami depresi. Dua bulan yang lalu saya mendapat surat cerai dari Mesir sekaligus mendapat salinan surat nikah Yasmin dengan temannya. Hati saya sangat sakit, ketika si sulung menggigau meminta ibunya pulang”. Mendengar cerita Pak Qulyubi membuatku terisak-isak. Perjalanan hidupnya menyadarkanku. Aku teringat Raihana. Perlahan wajahnya terbayang dimataku, tak terasa sudah dua bualn aku berpisah dengannya. Tiba-tiba ada kerinduan yang menyelinap dihati. Dia istri yang sangat shalehah. Tidak pernah meminta apapun. Bahkan yang keluar adalah pengabdian dan pengorbanan. Hanya karena kemurahan Allah aku mendapatkan istri seperti dia. Meskipun hatiku belum terbuka lebar, tetapi wajah Raihana telah menyala didindingnya. Apa yang sedang dilakukan Raihana sekarang? Bagaimana kandungannya? Sudah delapan bulan. Sebentar lagi melahirkan. Aku jadi teringat pesannya. Dia ingin agar aku mencairkan tabungannya.

Pulang dari pelatihan, aku menyempatkan ke toko baju muslim, aku ingin membelikannya untuk Raihana, juga daster, dan pakaian bayi. Aku ingin memberikan kejutan, agar dia tersenyum menyambut kedatanganku. Aku tidak langsung ke rumah mertua, tetapi kekontrakan untuk mengambil uang tabungan, yang disimpan dibawah bantal. Dibawah kasur itu kutemukan kertas Merah jambu. Hatiku berdesir, darahku terkesiap. Surat cinta siapa ini, rasanya aku belum pernah membuat surat cinta untuk istriku. Jangan-jangan ini surat cintaistriku dengan lelaki lain. Gila! Jangan-jangan istriku serong. Dengan rasa takut kubaca surat itu satu persatu. Dan ya Rabbii ternyata surat-surat itu adalah ungkapan hati Raihana yang selama ini aku zhalimi. Ia menulis, betapa ia mati-matian mencintaiku, meredam rindunya akan belaianku. Ia menguatkan diri untuk menahan nestapa dan derita yang luar biasa. HanyaAllah lah tempat ia meratap melabuhkan dukanya. Dan ya .. Allah, ia tetap setia memanjatkan doa untuk kebaikan suaminya.
Dan betapa dia ingin hadirnya cinta sejati dariku. “Rabbi dengan penuh kesyukuran, hamba bersimpuh dihadapan-Mu. Lakal hamdu ya Rabb. Telah muliakan hamba dengan Al Quran. Kalaulah bukan karena karunia-Mu yang agung ini, niscaya hamba sudah terperosok kedalam jurang kenistaan. Ya Rabbi, curahkan tambahan kesabaran dalam diri hamba” tulis Raihana. Dalam akhir tulisannya Raihana berdoa” Ya Allah inilah hamba-Mu yang kerdil penuh noda dan dosa kembali datang mengetuk pintumu, melabuhkan derita jiwa ini kehadirat-Mu. Ya Allah sudah tujuh bulan ini hamba-Mu ini hamil penuh derita dan kepayahan. Namun kenapa begitu tega suami hamba tak mempedulikanku dan menelantarkanku. Masih kurang apa rasa cinta hamba padanya. Masih kurang apa kesetiaanku padanya. Masih kurang apa baktiku padanya? Ya Allah, jika memang masih ada yang kurang, ilhamkanlah pada hamba-Mu ini cara berakhlak yang lebih mulia lagi pada suamiku. Ya Allah, dengan rahmatMu hamba mohon jangan murkai dia karena kelalaiannya.

Cukup hamba saja yang menderita. Maafkanlah dia, dengan penuh cinta hamba masih tetap menyayanginya. Ya Allah berilah hamba kekuatan untuk tetap berbakti dan memuliakannya. Ya Allah, Engkau maha Tahu bahwa hamba sangat mencintainya karena-Mu. Sampaikanlah rasa cinta ini kepadanya dengan cara-Mu. Tegurlah dia dengan teguran-Mu. Ya Allah dengarkanlah doa hamba-Mu ini. Tiada Tuhan yang layak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau”. Tak terasa air mataku mengalir, dadaku terasa sesak oleh rasa haru yang luar biasa. Tangisku meledak. Dalam tangisku semua kebaikan Raihana terbayang. Wajahnya yang baby face dan teduh, pengorbanan dan pengabdiannya yang tiada putusnya, suaranya yang lembut, tanganya yang halus bersimpuh memeluk kakiku, semuanya terbayang mengalirkan perasaan haru dan cinta. Dalam keharuan terasa ada angina sejuk yang turun dari langit dan merasuk dalam jiwaku. Seketika itu pesona cleopatra telah memudar berganti cinta Raihana yang datang di hati. Rasa sayang dan cinta pada Raihan tiba-tiba begitu kuat mengakar dalam hatiku. Cahaya Raihana terus berkilat-kilat dimata. Aku tiba-tiba begitu merindukannya. Segera kukejar waktu untuk membagi Cintaku dengan Raihana. Kukebut kendaraanku. Kupacu kencang seiring dengan air mataku yang menetes sepanjang jalan. Begitu sampai di halaman rumah mertua, nyaris tangisku meledak. Kutahan dengan nafas panjang dan kuusap air mataku. Melihat kedatanganku, ibu mertuaku memelukku dan menangis tersedu- sedu. Aku jadi heran dan ikut menangis. ” Mana Raihana Bu?”. Ibu mertua hanya menangis dan menangis. Aku terus bertanya apa sebenarnya yang telah terjadi. ” Raihana…istrimu. .istrimu dan anakmu yang dikandungnya” . ” Ada apa dengan dia”. ” Dia telah tiada”. ” Ibu berkata apa!”. ” Istrimu telah meninggal seminggu yang lalu. Dia terjatuh di kamar mandi. Kami membawanya ke rumah sakit. Dia dan bayinya tidak selamat. Sebelum meninggal, dia berpesan untuk memintakan maaf atas segala kekurangan dan kekhilafannya selama menyertaimu. Dia meminta maaf karena tidak bisa membuatmu bahagia. Dia meminta maaf telah dengan tidak sengaja membuatmu menderita. Dia minta kau meridhionya” . Hatiku bergetar hebat. ” kenapa ibu tidak memberi kabar padaku?”. “ Ketika Raihana dibawa ke rumah sakit, aku telah mengutus seseorang untuk menjemputmudi rumah kontrakan, tapi kamu tidak ada. Dihubungi ke kampus katanya kamu sedang mengikuti pelatihan. Kami tidak ingin mengganggumu. Apalagi Raihana berpesan agar kamitidak mengganggu ketenanganmu selama pelatihan. Dan ketika Raihana meninggal kamisangat sedih, Jadi Maafkanlah kami”. Aku menangis tersedu-sedu. Hatiku pilu. Jiwaku remuk. Ketika aku merasakan cinta Raihana, dia telah tiada. Ketika aku ingin menebus dosaku, dia telah meninggalkanku. Ketika aku ingin memuliakannya dia telah tiada. Dia telah meninggalkan aku tanpa memberikesempatan padaku untuk sekedar minta maaf dan tersenyum padanya. Tuhan telah menghukumku dengan penyesalan dan perasaan bersalah tiada terkira. Ibu mertua mengajakku ke sebuah gundukan tanah yang masih baru dikuburan pinggir desa. Diatas gundukan itu ada dua buah batu nisan. Nama dan hari wafat Raihana tertulis disana. Aku tak kuat menahan rasa cinta, haru, rindu dan penyesalan yang luar biasa. Aku ingin Raihana hidup kembali.
Dunia tiba-tiba gelap semua ……..

Cinta siapa???

Cinta laki-laki seumpama gunung..
Ia besar tapi konstan dan,..
sayangnya, rentan...

Sewaktu-waktu ia bisa saja meletus!!!
memuntahkan lahar, menghanguskan
apa saja yang ditemuinya...

Cinta perempuan seumpama kuku...
Ia hanya seujung jari, tapi tumbuh
perlahan-lahan, diam-diam dan terus
menerus bertambah.
Jika dipotong,
ia tumbuh dan tumbuh lagi.

Rabu, Agustus 12, 2009

Maafkan Aku Hanya Ini Yang Bisa Aku Lakukan Untuk Mu


teruntuk dirimu disana yang selalu dan akan terus mencintaiku walaupun seisi dunia meninggalkanku...

Perkenankanlah aku mencintaimu seperti ini...
tanpa kekecewaan yang berarti meski tanpa kepastian yang pasti
Memilikimu untuk kucintai,..
dan memasrahkan diriku untuk kaucintai adalah berkat besar buat kita berdua, Sayang…

Sementara diluar sana, tak terhitung para pecinta yang kecewa tak peroleh balas dari orang yang dicinta. …
Sekarang, kita berjalan pada titian yang sama, Sayang…

Gamang,… namun tak henti saling menyeimbangkan. Lebih tepatnya aku yang berusaha keras menyeimbangkan rasa sayang dan cintamu yang begitu sangat menyilaukan sehingga tak satupun orang mampu mengetahui selain dirimu… *tapi aku kan selalu berusaha untuk menyeimbangkannya… butuh waktu lama memang, tapi lebih baik melakukan darpada tidak sama sekali*

Galau,… namun kita terus memandang ke depan. Tidak ada tali kepastian yang mungkin bisa menahan kita saat terjatuh...
Tapi tali tak kasat mata telah Tuhan tautkan di hati kita, hanya itu yang kuyakini pasti.
Lihatlah hatimu,.. Sayang,… apakah satu ujungnya tersimpul erat di hatimu?

Harapan-harapan yang setiap kali dikecewakan kenyataan…
Biarlah dibayar oleh harapan-harapan baru yang menjanjikan…
Bayangan itu tidak pernah pupus, Sayang….
Bayangan sepenggal malam, waktu di mana aku mengecewakanmu,..
Saat itu aku tidak pernah tau, sebesar apa rongga luka yang kau sembunyikan... *dan sedikit kau perlihatkan*

Aku hanya tau, aku ingin memelukmu, mengobati perih lukamu. Membayar semua mimpi yang tercabik saat kau terjaga, dan mengajakmu bangkit menanam harapan baru di ladang yang kita jaga bersama…

Perkenankanlah aku mencintaimu semampuku…
menyebut-nyebut namamu dalam kesendirianku…
Lihat, sayang. Lihat lengan rapuhku, lihat kaki rapuhku. Akankah cukup kuat menopang cinta yang kau percayakan?
Karena itu, perkenankan aku mencintaimu semampuku. Selebar langkah yang bisa kuayun, sejauh jalan yang bisa kutapaki, sepanjang waktu yang bisa kutempuh...

Sekali lagi perkenankan aku mencintaimu semampuku...

Sabtu, Juli 04, 2009

Cintamu dan cintaku


Suatu ketika seorang teman bertanya kepada saya:

ada 2 pilihan untukmu.

1. Menikah dengan orang yang kau cintai atau
2. Mencintai orang yang kau nikahi

Mana yang kau pilih?

Saat itu spontan saya memilih yang kedua: mencintai orang yang saya nikahi (menikahi saya).

“Kenapa?”

Hhm… iya ya, kenapa?

Sebab jodoh adalah hal yang pasti, meski masih menjadi misteri bagi orang-orang yang belum menemukannya. Sedangkan mencintai adalah hal yang berbeda. Mencintai seseorang saat belum ada hak atasnya, bagaikan menggenggam bara. Jika Allah berkenan menjadikannya pendamping seumur hidup, maka bara itu akan menjelma menjadi energi untuk meciptakan kebersamaan yang indah. Tetapi, jika Allah tidak berkenan mempersatukan, bara itu akan membakar, dan bisa jadi menghanguskan diri sendiri. (makanya yang maseh punya pacar cepat langsungkan pernikahan biar jadi Barokah cintanya... *Bondeng inget tuh*)

Lebih dari itu, pilihan kedua rasanya lebih aman dari berbagai penyakit hati, yang bisa jadi mengotori niat suci menikah karena Allah.

Itu jawaban saya saat itu. Tetapi, beberapa jenak setelah itu, saya termenung, mencoba berfikir lebih dalam dan menyelami jauh ke dalam lubuk hati. apakah saya telah atau akan menjalani pilihan saya itu??? Lalu, saya pun meneruskan pertanyaan itu ke temen, sahabat, bahkan sang kekasih, hehehe... *Kidding*

Dan dia menjawabnya sama dengan jawaban saya.

"katanya karna telah berikrar demi agama dan hukum kepada pasangannya" jadi y mesti mencintainya itu kira2 maksudnya...
Tetapi, saya ragu atas jawaban itu, benarkah begitu?

Pilihan pertama, menikah dengan orang yang saya cintai, mengalirkan energi dan semangat untuk meraih sesuatu yang menjadi dambaan hati. Dan tentu adalah hal yang sangat menyenangkan bisa berdampingan dengan orang yang dicintai, tidak ragu mengumumkannya kepada public, tidak malu mengekspresikannya, sebab cinta itu sudah dilegalkan. ( semoga ini yang akan saya jalani. Amin)


Pilihan kedua, mencintai orang yang saya nikahi, hhmm… pasrah, menerima nasib. Ah tidak, saya menterjemahkannya menjadi bentuk syukur kepada-Nya. Sebab apa yang telah Allah pilihkan untuk kita, tentu itulah yang terbaik. Maka, kenapa tidak memaknai rasa syukur itu dengan mengupayakan cinta, menumbuhkan dan merawatnya.

Bukankah jika saat ini saya mencintai seseorang (padahal belum ada hak saya atasnya), itu tidak tumbuh begitu saja? Ada masa-masa, ada hal-hal, ada peristiwa yang membuat saya mencintainya. Lalu, kenapa hal-hal itu tidak bisa ditumbuhkan kepada orang yang sudah Allah pilihkan untuk saya? ( walaupun akan sulit tapi apapun harus dicoba bukan. *Bondeng mesti selalu berusaha dan bersemangat y....*)

Tetapi, sekali lagi, betapa menyenangkan jika yang pertamalah yang menjadi pilihan, menikah dengan orang yang saya cintai, sebagaimana Fathimah yang menikah dengan Ali, sebagaimana Khadijah yang menikah dengan Muhammad, sebagaimana Mariam yang menikah dengan Aslam. (yang terahkir pasti anda tidak kena bukan? tentu saja bukan karna anda yang tidak suka membaca sejarah tapi karna memang mereka berdua tak masuk dalam sejarah karna mereka adalah abah dan mama saya, hehehehehe.......)

Tetapi, kalaupun akhirnya Allah memilihkan orang yang lain, maka pilihan kedua pun bukan hal yang tidak menyenangkan. Tidak ada yang tidak mungkin. Sebab cinta memang harus diupayakan.

Bagaimana dengan anda?

Apakah akan menikah dengan orang yang anda cintai, atau akan mencintai orang yang anda nikahi?


I made this widget at MyFlashFetish.com.

World Clock